Subscribe Us

Naskah Pidato Yang Menggetarkan Dari Mas Menteri Pada Upacara Hari Guru Nasional Tahun 2019

Nadiem Anwar Makarim

DISKUSIKEHIDUPAN.com - Mas Menteri, begitu banyak orang memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim. Panggilan ini tentu hanya sekedar panggilan akrab, karena usia Nadiem yang masih tergolong muda untuk menduduki jabatan setingkat menteri. 

Namun, dalam tulisan ini admin tidak akan membicarakan perihal usia maupun panggilan tersebut. Admin ingin mengajak masyarakat untuk membaca dan mendalami pesan yang disampaikan oleh Mas Menteri dalam Naskah Pidato Mendikbud pada Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019 yang akan dilaksanakan pada 25 November 2019 nanti.

Naskah pidato yang dipublikasikan via website www.kemdikbud.go.id itu mendadak viral di media sosial. Penyebabnya adalah materinya yang "luar biasa" karena tidak seperti biasanya, sebagaimana naskah pidato para pejabat. 

Gaya penulisan dan materinya santai, namun sarat makna. Ada otokritik terhadap kebijakan yang diramu dengan sajian ide dan gagasan baru. Ada instruksi namun menginspirasi. Banyak pihak yang mengapresiasi pidato yang hanya dua halaman itu, karena dianggap sebagai lompatan tradisi. Bahwa upacara bendera sejatinya tidak hanya sekedar prosesi, namun juga harus menyentuh substansi. Dan, pidato Mas Menteri itu dianggap sebagai representasi jawaban dari kegelisahan itu.

Okay, berikut ini adalah teks Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019, silakan dibaca :





PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2019

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Rahayu,

Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,

Bapak dan lbu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohan maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke .

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustrasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagamaan sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

Besok, di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.


  • Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
  • Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
  • Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
  • Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
  • Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.

Selamat Hari Guru,

#merdekabelajar #gurupenggerak


Wassalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Shalom,
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya,
Rahayu.



Pidato yang ditandatangani Mendikbud untuk tanggal 25 November 2019 itu sejatinya adalah suara hati para guru. Meskipun Mas Menteri tidak berlatar belakang sebagai guru, namun pidatonya seakan menjadi representasi suara para guru.

Semoga saja, pidato itu benar-benar ditulis oleh Mas Menteri sendiri, dan memang keluar dari hatinya yang tulus. Sudah terlalu lama para guru di negeri ini digantung oleh janji dan kebijakan para menteri. Janji dan kebijakan perbaikan sistem pendidikan, yang seringkali berujung pada kisah-kisah pilu para guru.

Jika Anda ingin unduh Teks Pidato di atas, silakan klik tautan berikut [UNDUH PIDATO MENDIKBUD]



Post a Comment

0 Comments