Semua Sekolah Itu Unggul dan Menjadi Tempat Unggulan Bagi Setiap Manusia Untuk Belajar

Semua sekolah itu unggul, karena keunggulan sebuah sekolah tidak terletak pada nama yang melekat pada sekolah tersebut, seperti SD Unggulan, SMP Unggulan, dan SMA Unggulan, bahkan tidak pula karena deretan prestasi para siswanya dalam berbagai ajang kejuaran nasional maupun internasional sekalipun. 

Terlebih, dewasa ini sudah populer di masyarakat bahwa keunggulan sebuah sekolah seringkali berbanding lurus dengan tingginya “tarif” yang niscaya dibayarkan oleh para orang tua.

Jika unggul itu berarti banyak prestasi dalam berbagai olimpiade dan biaya studi yang mahal, maka anak-anak didik hanya akan menjadi “atlit” sepanjang masa studinya, lebih dari itu sekolah hanya dapat diakses oleh orang-orang kaya. Jika demikian yang terjadi, sungguh telah terjadi ketidakadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejatinya, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kaulitas proses pembelajaran bergantung pada kualitas para guru yang bekerja di sekolah tersebut. Apabila kualitas guru di sekolah tersebut baik, maka akan berperan sebagai agen pengubah siswanya.

Sekolah unggul adalah sekolah yang para gurunya mampu menjamin semua siswa akan dibimbing ke arah perubahan yang lebih baik, bagaimanapun kualitas akademis dan moral yang mereka miliki. Dengan kata lain, sekolah yang guru-gurunya mampu mengubah kualitas akadmeik dan moral siswanya dari negatif menjadi positif, itulah sekolah unggul.

Resiko bagi pengurus sekolah yang berani mengklaim sekolahnya adalah sekolah unggul adalah bahwa mereka harus dengan senang hati menerima semua siswa apa adanya, tanpa pandang bulu, dan tanpa memilih siswa dengan tes seleksi. Ini karena, prinsip sekolah tersebut adalah tidak ada siswa yang bodoh.

Sekolah unggul adalah sekolah yang memanusiakan manusia, dalam arti menghargai setiap potensi yang ada pada diri siswa. Sekolah yang membuka pintunya pada semua siswa, bukan dengan menyeleksinya dengan tes-tes formal yang memiliki interval nilai berupa angka-angka untuk menyatakan batasan diterima atau tidak.