Memahami Disleksia, Gangguan Belajar Spesifik
DISKUSIKEHIDUPAN.com – Gangguan belajar merupakan salah satu dari masalah belajar pada anak.
Masalah belajar ini dibedakan menjadi masalah
belajar primer dan masalah
belajar sekunder.
Masalah Belajar Sekunder
Masalah belajar sekunder biasa disebut sebagai kesulitan belajar atau
learning difficulties. Kesulitan belajar sebagai akibat adanya masalah
lingkungan si anak, keluarga, sekolah, lingkungan, dan budaya. Kesulitan
belajar juga bisa sebagai akibat adanya masalah pada si anak seperti
gangguan/cacat indra, gangguan neuromotorik, gangguan emosi, gangguan
konsentrasi, gangguan bicara, dan intelegensia rendah.
Masalah Belajar Primer
Masalah belajar primer disebut juga gangguan belajar/learning disabilities, berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth
Edition (DSM V) masalah ini disebut dengan
Spesific Learning Disabilities. Gangguan belajar ini disebabkan karena
adanya gangguan neurologis yang mengakibatkan adanya gangguan perkembangan
satu atau lebih area kognitif.
Istilah gangguan belajar/learning disabilities hanya dapat digunakan pada anak yang memiliki IQ normal hingga tinggi.
Gangguan belajar dapat dilihat melalui pengamatan dan observasi selama anak
menjalankan pembelajaran.
Secara teori, terdapat tiga jenis
gangguan belajar spesifik/learning disabilities yang banyak dipelajari,
yakni Disleksia, Diskalkulia, dan Disgrafia. Pada diskusi kita kali ini,
penulis akan fokus pada
disleksia. Jenis-jenis gangguan
belajar lainnya akan kita diskusikan pada tulisan selanjutnya.
Pengertian Disleksia
Disleksia berasal dari bahaya
Yunani, yaitu
‘dys’ yang artinya
‘salah/menyimpang’ dan
‘lexia’ yang artinya ‘kata’ atau
‘bahasa.’ Jadi,
Disleksia adalah suatu kesulitan berbahasa yang terjadi pada individu
normal yaitu individu yang terbukti memiliki potensi kecerdasan normal atau
mungkin di atas rata-rata.
Kesulitan berbahasa yang dimaksud meliputi bahasa lisan, bahasa
tulisan, dan bahasa sosial. Selain gangguan keberbahasaan, penyandang
disleksia juga mengalami kesulitan di area executive function.
Tanda-tanda anak mengalami disleksia dapat dikenali sebagai
berikut:
1. Usia Prasekolah
- Pelupa
- Gangguan kebahasaan: Kesulitan membedakan unit bunyi terkecil suatu huruf (phonological awareness), misalnya ‘taman’ untuk ‘tanam'; penggunaan istilah yang tidak tepat untuk menggungkapkan sesuatu; Penggunaan istilah yang terbalik misalnya ‘atas’ untuk ‘bawah’, ‘maju’ untuk ‘mundur’, dsb; tertukar-tukar kata (misalnya ‘dia-ada,’ ‘sama-masa,’ lagu-gula,’ ‘batu-buta,’ ‘tanam-taman,’ ‘dapat-padat,’ ‘mana-nama’); kesulitan dalam mengingat kata-kata; Kesulitan memahami konsep ‘lebih banyak dari,’ ‘lebih sedikit dari,’ ‘persamaan,’ ‘perbedaan,’ ‘sebelum,’ ‘sesudah,’; Kesulitan bercerita secara sikuens; Kesulitan mengenali huruf; Huruf tertukar-tukar, misalnya ‘b’ tertukar dengan ‘d,’ ‘p’ tertukar dengan ‘q,’ ‘m’ tertukar dengan ‘w,’ atau ‘s’ tertukar dengan ‘z,’; Kesulitan membedakan huruf vokal dengan konsonan.
- Menuliskan huruf atau lambang terbalik
- Kesulitan menyusun dan menyebutkan alphabet dalam urutan yang tepat
- Kesulitan dalam koordinasi gerak motorik
- Kesulitan dalam motorik halus
- Slow prosessing speed. Anak disleksia akan tampak lambat dalam memberikan respon dan lambat dalam mengeksekusi suatu tugas atau instruksi. Gejala ini merupakan faktor yang cenderung persisten pada anak disleksia dan mudah dikenali disetting belajar di sekolah.
- Sering kehilangan barang
- Adanya riwayat keluarga
2. Usia sekolah
- Kesulitan dalam membaca. Anak disleksia akan tampak lambat dalam memberikan respon dan lambat dalam mengeksekusi suatu tugas atau instruksi. Gejala ini merupakan faktor yang cenderung persisten pada anak disleksia dan mudah dikenali disetting belajar di sekolah.
- Kesulitan dalam menulis.Anak disleksia seringkali mengalami kesulitan dalam membuat pekerjaan tertulis secara terstruktur misalnya membuat esai. Selain itu orangtua juga seringkali mengeluhkan anak mereka memiliki tulisan tangan yang buruk dan mengalami kesulitan mempelajari tulisan sambung.
-
Slow prossing speed. Di usia sekolah, keluhan ‘tampak lamban’ juga semakin
sering disampaikan orangtua, seperti kesulitan atau lambat mengerjakan
PR.
Masalah-masalah inti pada disleksia adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Lisan
Pada anak disleksia, kemampuan verbalnya terbatas, artikulasi, pemahaman dan
pemilihan kata atau istilahnya tidak tepat atau tidak pas, dalam menyusun kata
menjadi sebuah kalimat pun mengalami kesulitan.
2. Bahasa Tulisan
Pasa bahasa tulisan anak disleksia mengalami kesulitan saat mulai mengenal
huruf, merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, membaca, menulis,
dan memaknai yang dibaca atau yang ditulisnya. Anak disleksia biasanya
mengalami kesulitan memahami lambang bilangan, soal cerita matematika dan
sebagainya.
3. Bahasa Komunikasi Sosial
Anak disleksia biasanya sangat janggal saat bergaul dengan temannya, karena
mereka sulit memahami bahasa tubuh dan kata serta tanda tubuh dari lawan
bicaranya.
0 Comments
Ada pertanyaan atau saran tentang website ini, tulis komentarmu di sini: