Subscribe Us

Tujuh Langkah Menjadi Orangtua Shalih Ala Abah Ihsan

Tujuh Langkah Menjadi Orangtua Shalih Ala Abah Ihsan



DISKUSIKEHIDUPAN.com-Memiliki anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua. Bahkan, sesaat setelah anak dilahirkan, setiap doa yang dipanjatkan oleh siapapun untuk anak itu, berisi untaian harapan semoga menjadi anak yang shalih. Hal ini karena anak shalih adalah jaminan keselamatan bagi orangtuanya di akhirat nanti.


Tidak hanya doa, banyak ikhtiyar yang dilakukan oleh para orangtua untuk mewujudkan impian memiliki anak shalih. Ada yang memberikan porsi pendidikan agama lebih banyak daripada lainnya, ada pula yang merencakan mengirim anak ke pesantren, bahkan ada punya yang sejak dini membuat aturan ketat di rumah, agar anak “terjaga” dari paparan “kenakalan” (dalam diskusi selanjutnya, akan kita bahas secara khusus diksi “nakal” ini) anak-anak lainnya.

BACA JUGA: Mendidik Anak Berteman Dengan Buku


Orangtua sering berapologi bahwa jika anak mereka “nakal,” adalah dampak dari pergaulan anaknya, atau secara lebih spesifik biasanya orangtua “menuduh” anak-anak tertentu di lingkungannya sebagai “dalang kenakalan” anaknya. Ya…, sadar atau tidak, argumentasi yang dibangun untuk mendukung apologi itu sejatinya hanya untuk membangun citra, bahwa ia tidak gagal dalam mendidik anaknya sendiri.

Lalu, apakah cara-cara di atas akan mampu menjadikan anak-anak kita menjad shalih?

Tujuh Langkah Menjadi Orangtua Shalih Ala Abah Ihsan

Abah Ihsan, seorang pakar parenting di Indonesia yang juga Direktur Auladi Parenting School, Bandung, mempunyai pemikiran yang sangat kontemplatif. Menurutnya, agar memiliki anak yang shalih, maka orangtua harus menjadi shalih terlebih dahulu.  “Logikanya jelas, diperlukan orangtua shalih untuk menghasilkan anak shalih,” tulis Abah Ihsan yang memiliki nama lengkap Ihsan Bahaqi Ibnu Bukhari, dalam buku “Yuk, Jadi Orangtua Shalih! Sebelum Meminta Anak Shalih.”

BACA JUGA: Lima Bahasa Cinta Anak, Orangtua Wajib Memahami


Konsekuensi pemikiran tersebut, para orangtua niscaya merubah paradigma pola asuh anak, dan menjadi orangtua shalih untuk mewujudkan anak shalih.

Lalu, bagaimana caranya menjadi orangtua shalih?


Abah Ihsan
membeberkan tujuh langkah yang ditempuh para orangtua untuk memulai perubahan pola asuh anak dengan menjadi orangtua shalih terlebih dahulu. Berikut adalah tujuh langkah tersebut yang disarikan dari buku “Yuk, Jadi Orangtua Shalih! Sebelum Meminta Anak Shalih” karya Abah Ihsan.

BACA JUGA: Nirteladan Para Artis Pecandu Narkoba


Pertama, Introspeksi: pola asuh seperti apa yang anda terapkan?

Setiap manusia memiliki sifat alami menutupi kekurangannya, dan selalu ada kecenderungan untuk memamerkan kelebihannya. Selain itu, tidak mudah bagi kita mengakui kesalahan dalam pengasuhan anak. Lebih mudah menuduh orang lain atau faktor di luar rumah sebagai penyebab permasalahan yang dihadapi.

Akan lebih mudah bergerak menuju perbaikan ketika kita melihat ke dalam diri sendiri. Saat kita menjajaki sejauh mana andil kita dalam permasalahan anak, dan menyadari bahwa itu sudah menjadi pola asuh yang kita terapkan selama ini.

BACA JUGA: Menyiapkan Karier Anak Sejak Dini Ala Bukik Setiawan


Kedua, Menggalang Kesatuan Orangtua

Kesatuan orangtua yang dimaksudkan adalah persamaan persepsi tentang pola asuh dan kekompokan ayah-bunda di depan anak-anaknya. Kesatuan orangtua menjadi penting agar anak-anak mendapatkanpesan yang sama dari orangtua, dan agar pola asuh baru yang akan diterapkan mempunyai legitimasi.

Demi anak, ayah-bunda harus hadir sebagai satu kesatuan, segala perselisihan dan perbedaan pendapat tidak ditunjukkan di depan anak-anak, kecuali jika orangtua sengaja mencontohkan cara menangani perbedaan dan sikap penuh toleransi.

Ketiga, Belajar Bersama

Jika dulu belajar dari trial and error, kini anda sengaja belajar. Memanfaatkan pengalaman orang lain sama ampuhnya dengan belajar dari pengalaman sendiri. Alih-alih menambah jalan tanpa tahu apa yang menghadap di depan, anda bisa melalui jalan yang sudah diberi rambu-rambu oleh mereka yang sudah terlebih dahulu menggunakannya. Jalan berambu-rambu ini banyak dipaparkan dalam buku parenting berupa kiat-kiat praktis. Anda bisa menghadiri seminar dan pelatihan. Intinya, orangtua perlu sekolah lagi. Tak ada kata terlambat, sembari belajar, anda bisa segera memulai langkah selanjutnya.

BACA JUGA: Menciptakan Suasana Keluarga Yang Inspiratif


Keempat, Buatlah Jurnal

Membuat catatan harian atau jurnal akan sangat membantu langkah perubahan yang Anda lakukan. Anda akan tahu bahwa perilaku Anda dan anak-anak ternyata mempunyai pola tertentu. Misalnya, keruwetan di rumah sering terjadi pada pagi hari ketika semua bersiap-siap untuk pergike kantor atau sekolah. Anda takut terlambat sehingga memburu anak-anak. Akibatnya, anak-anak tertekan dan semakin lambat bergerak. Dengan mengetahui pola ini, Anda dapat mengambil tindakan perbaikan seperti menyiapkan tas kerja, sapatu, pakaian yang akan dikenakan, dan bekal sekolah pada malam sebelumnya atau bangun lebih awal dari biasanya.

Kelima, Lakukan Curah Gagasan (Brainstorming)

Anda bisa mengidentifikasi perilaku sebanyak mungkin melalui jurnal yang telah dibuat. Namun demikian, ketika Anda mengusahakan perubahan, pilihlah satu-dua perilaku saja dulu, lalu jalankan program Anda dengan konsisten. Ini lebih menjamin keberhasilan ketimbang berusaha mengubah semuanya sekaligus, tetapi Anda tidak memiliki program konsisten. Dengan berfokus pada satu perilaku, Anda akan lebih mudah mengerahkan segala daya upaya untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

BACA JUGA: Belajar di Rumah, WFH, dan Momentum Kebersamaan


Untuk melakukan hal tersebut, lakukan curah pendapat bersama antara ayah-bunda. Hasil curah pendapat dapat dituangkan menjadi program sistematis yang memuat langkah-langkah terperinci: siap yang melaksanakan, kapan dilaksanakan, dan seterusnya. Laksanakan program Anda dengan konsisten.

Keenam, Lakukan Evaluasi Berkala

Anda telah melakukan perubahan pada cara pandang, sikap, dan pola asuh Anda. Lakukan evaluasi secara berkala, misalnya mingguan, atau dwi-mingguan.

Berapa kali Anda marah dalam seminggu ini? Apakah sudah jauh berkurang dari minggu lalu? Bagaimana dengan aturan baru yang coba diterapkan di rumah? Bagaimana anak menyikapi aturan itu? Adakah resistensi dari anak? Apa saja hambatan yang Anda alami dalam mengupayakan perbaikan? Bagaimana Anda mengatasi hambatan itu? Walaupun kecil, perubahan positif apa yang bisa Anda amati? Apa saja yang telah berkontribusi dalam pencapaian itu?

Evaluasi sangat penting untuk memastikan bahwa Anda sudah melaksanakan program Anda dengan konsisten.

Ketujuh, Rayakan Keberhasilan Sekecil Apa pun

Pujilah anak Anda atas raihan perubahan yang telah dia lakukan. Peluk, cium, dan pujilah dia. Pujian Anda harus tulus, murni, dan spesifik. Lupakan kemarin, jangan sebut-sebut esok. Penghargaan Anda cukup membangkitkan motivasi anak untuk menjadi lebih baik lagi. Pengakuan anda bahwa dia perperan dalam kelancaran hari ini akan menjadi pelumas geraknya esok.

BACA JUGA: Tantangan Orangtua di Zaman Kreatif, Catatan Bukik Setiawan


Itulah langkah-langkah yang niscaya ditempuh agar Menjadi Orangtua Shalih Ala Abah Ihsan. Semoga bermanfaat dan menjadi motivasi bersama. Untuk mendapatkan ilmu yang lebih lengkap tentang artikel ini, silakan baca buku Abah Ihsan yang berjudul “Yuk, Jadi Orangtua Shalil! Sebelum Meminta Anak Shalih #1”. Tulisan singkat ini bersumber dari buku tersebut.


Post a Comment

0 Comments