Subscribe Us

Sumpah Pemuda, Menentukan Arah Berpijak Sejarah


Sumpah Pemuda, Menentukan Arah Berpijak Sejarah


Sumpah Pemuda, Menentukan Arah Berpijak Sejarah






DISKUSIKEHIDUPAN.com – Bangsa Indonesia tengah memperingati Hari Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 2019. Peringatan ini tidak hanya menjadi momentum untuk mengingat sejarah masa perjuangan, namun juga menjadi momentum menciptakan sejarah baru, karena setiap masa akan menjadi sejarah pada masa yang akan datang.

Dengan demikian maka setiap generasi akan menjadi penentu sejarah pada masanya masing-masing. Kiprah dan kisah, prestasi dan kontribusi, dengan segenap dinamika yang menyertainya, akan dicatat dalam lintasan sejarah bangsa, dan para pemuda memiliki peran paling dominan dalam setiap etape sejarah itu.

Sumpah Pemuda menjadi salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Konsolidasi para pemuda yang diwujudkan dalam bentuk ikrar bersama itu adalah kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.




Dalam upaya meraih kemerdekaan, para pemuda dari berbagai daerah berkumpul untuk mengadakan kongres. Tujuannya menyatukan para pemuda dalam satu payung organisasi. Kongres Pemuda, yang pertama kali terselenggara pada 1926.

Dua tahun berselang, para pemuda kembali berkongres untuk kali kedua pada 27-28 Oktober 1928. Semangat mereka untuk berkumpul membahas perjuangan kemerdekaan tak tergerus meskipun harus menempuh perjalanan jauh. Ada yang dari Sunda, Sumatra, dan Ambon. Total pemuda yang hadir mencapai 750 orang, tapi hanya 75 orang yang namanya tercatat. Dan, dari sepuluh perempuan yang hadir, hanya tujuh yang terjejaki.

Kongres Pemuda kedua melahirkan keputusan yang kemudian disebut Sumpah Pemuda. Istilah Sumpah Pemuda muncul setelah kongres untuk menyebut hasil kongres bersejarah yang punya semangat persatuan. Dari kongres ini kita bisa melihat semangat para pemuda untuk melakukan perubahan bagi bangsanya dengan membebaskan diri dari belenggu penjajahan.

Sembilan puluh tahun setelah Sumpah Pemuda, semangat pemuda itu masih dibutuhkan Indonesia. Masih banyak masalah yang harus dihadapi kaum muda, seperti pengangguran, kemiskinan, dan perpecahan akibat perseteruan antarkelompok. Peran pemuda menjadi penting sebagai generasi penerus yang menentukan kemajuan bangsa di masa mendatang.
   
Kini, Indonesia memang telah merdeka dari invasi dan agresi militer negara asing. Setiap warga negara Indonesia bebas mengibarkan bendera merah putih di seluruh penjuru negeri, tanpa takut “ditembak penjajah”. Namun demikian, Indonesia tidak berarti sepenuhnya telah merdeka. Penjajahan di era kekinian tidak lagi melulu militeristik, namun serangannya lebih cantik namun mematikan. Diantaranya adalah penjajahan ekonomi, teknologi, budaya, dan lainnya.




Sejarah perjuangan para pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda niscaya menjadi cermin refleksi dan momentum kontemplasi. Namun, yang terpenting adalah mengisi kemerdekaan ini dengan produktif berkarya untuk bangsa dan negara, karena sejatinya hal ini lah yang dicita-citakan oleh para pejuang kemerdekaan. Bukan hanya uforia mengenang kisah lama, tapi berkontribusi dalam perjuangan memajukan bangsa dan negara sesuai dengan potensi diri dan perkembangan zaman.

Sejarah memang harus terus diingat dan diingatkan, karena setiap nikmat kemerdekaan yang kita rasakan sekarang ini tidak lahir dari ruang kosong. Banyak peristiwa dan dinamika yang menyertainya. Darah dan bahkan nyawa menjadi bagian dari jejak perjuangan kemerdekaan yang “haram” dilupakan.

Namun demikian, sekedar menghafal atau mengingat sejarah perjuangan tentu tidak cukup. Terlebih, sejatinya perjuangan belum berakhir. Setiap masa/zaman memiliki tantangannya masing-masing, tak terkecuali di era milineal ini.



Post a Comment

0 Comments