Subscribe Us

SERI ANAK MANDIRI (#2) : Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Di Bawah 2 Tahun




SERI ANAK MANDIRI (#2) : Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Di Bawah 2 Tahun


Kali ini kita akan melanjutkan diskusi kita tentang SERI ANAK MANDIRI. Bagi sahabat yang belum mengikuti sesi pertama, dapat klik tautan berikut agar pemahaman kita tentang kemandirian anak dapat lebih sistematis.

SERI ANAK MANDIRI (#2) : Mendidik Anak Mandiri Sejak Dini Tanpa Tragedi





Pada sesi kedua ini, kita akan fokus pada tips menumbuhkan kemandirian pada anak usia kurang dari 2 tahun. Tips ini kami ambil dari referensi yang kredibel dengan sedikit dikembangkan dan dikemas dengan bahasa dan diksi yang lebih santai.

Okay, langsung saja, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa sahabat coba untuk menumbuhkan kemandirian anak sejak diri untuk usia di bawah 2 tahun:
Berikan stimulasi sejak dini dengan kontak fisik setelah proses kelahiran
Bayi yang baru saja lahir sebaiknya sering berada di samping sang bunda. Berikan belaian pada bagian-bagian tubuhnya dengan halus. Hal ini untuk menenangkan dia bahwa dia tidak sendiri. Ketika masih bayi, pandangan matanya belum sepenuhnya sempurna. Dengan kontak fisik yang intens anak membuatnya tenang.
Menimang bayi dengan lembut
Setiap bayi gemar ditimang, namun juga harus diperhatikan caranya. Timanglah bayi dengan lembut, gerakkan badan seirama dengan gerakan timangan. Gerakan halus dalam menimang si bayi akan memberikan efek nyaman.

BACA JUGA : Darurat Narkoba Para Artis dan Penggemarnya
Latih bayi memegang botol minumnya sendiri
Berilah kesempatan bagi bayi untuk memegang botol minumya sendiri. Selain melatih sensor motoriknya, melatih memegang botol akan membuatnya dapat mengatur sendiri tekanan botol ke dalam mulut sesuai dengan kondisinya.
Latih bayi merangkak dan menjelajahi isi rumah
Ketika bayi mulai belajar merangkak, beri kesempatan untuk menjelajah rumah. Kuriositas anak sudah mulai muncul pada tahap ini, rasa penasarannya terhadap ruangan/bagian rumah tertentu memacunya untuk menaklukkan dengan kemampuan merangkaknya. Tetap awasi saja untuk memastikan keamanan si bayi, namun tetap biarkan ia mengeksplorasi isi rumah.






BACA JUGA : SERI ANAK MANDIRI (#1) : Mendidik Anak Mandiri Sejak Dini Tanpa Tragedi
Berkomunikasilah dengan bayi anda
Cara berkomunikasi dengan bayi tentu berbeda dengan komunikasi orang dewasa. Cobalah bereksperimen dengan melakukan beberapa cara komunikasi dengan bayi, dan lihat responnya. Anda akan menemukan cara komunikasi yang paling cocok dengan bayi anda. 
Beri anak kesempatan untuk makan sendiri
Berikan si kecil peralatan makan yang lucu dan disukai anak-anak. Desain peralatan makan yang menarik bagi si kecil akan memicunya untuk makan sendiri. Motivasinya tentu saja bermain, namun tanpa disadari, melalui cara ini kita juga telah melatihnya makan sendiri sekaligus meningkatkan nafsu makannya karena makan menjadi kegiatan yang menyenangkan.

BACA JUGA : Penting ! Orangtua Wajib Paham Tugas Perkembangan Anak



Beri anak kesempatan untuk minum sendiri dari gelas
Selain melatih makan sendiri seperti di atas, metode yang sama juga dapat diterapkan untuk melatih anak minum dari gelasnya sendiri. Berikan gelas yang tidak mudah pecah karena akan membahayakan si kecil.
Biarkan anak berjalan sendiri
Pada saat si kecil sudah mampu berjalan, berilah ia kesempatan untuk berjalan sendiri untuk mencapai tempat tertentu. Jangan terlalu sering digendong periode ini, karena anak sedang melatih kemampuan berjalannya, seiring dengan melatih dirinya untuk mandiri. 

Pada periode ini, anak seringkali lebih suka menjelajahi lingkunganya dengan jalan sendiri, namun orangtua yang kadang tidak tega melihat anaknya "lelah" berjalan. Pada konteks ini, si kecil hanya perlu diawasi agar tidak terlalu lelah, biarkan dia bereksplorasi dengan melatih kemampuannya berjalan, namun juga harus dihindari si kecil terlalu memaksakan dirinya sendiri. 

BACA JUGA : Bagi Para Ibu, Jangan Remehkan `Me Time`

Si kecil belum mampu mengkalkulasikan batas kemampuannya, pun belum tentu mampu menyampaikan kondisinya saat lelah. Dalam kondisi ini, orang tua harus peka dengan kondisi anak, saat mulai terlihat lelah, bantu anak untuk beristirahat.
Membiasakan si kecil bermain sendiri
Membiasakan si kecil beramain sendiri tidak berarti orang tua selamanya tidak mendampinginya. Orangtua perlu mengatur momen di mana anak dilatih bermain sendiri, namun juga perlu di atur orang tua ikut bermain bersama si kecil. 

Membiasakan si kecil bermain sendiri berguna untuk melatih kemandirian, dan bermain bersama si kecil akan meningkatkan kekuatan hubungan antara orang tua dan anak.
Memberikan pemahaman sebab akibat sederhana





Bagi orang dewasa, konsep tentang sebab dan akibat sepertinya sangat alami dan bisa dipahami dengan jelas, tetapi bagi anak-anak, terutama anak kecil, ide ini masih sulit mereka pahami. Namun konsep sebab dan akibat harus diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin sebab konsep ini sangat penting jika mereka nanti bersekolah, bahkan yang lebih penting untuk kehidupan mereka sehari-hari. 

Orang tua berperan penting dalam membantu anak mereka memahami konsep ini. Berikan penjelasan tentang sebab dan akibat secara sederhana. Seperti saat si kecil bermain dengan mainanya. Si kecil bisa belajar bahwa bunyi akan muncul jika mereka mengguncangkan kerincingan, atau anak balita Anda dapat belajar bahwa lampu mainan mereka akan menyala atau ada suara jika mereka menekan tombol tertentu.



Beri anak kesempatan untuk mengatasi kegagalan sebelum anda membantunya

Masa usia kurang dari dua tahun akan menjadi momen si kecil untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru. Dalam proses ini, seringkali harus gagal berulang kali sebelum akhirnya mahir karena terbiasa.

BACA JUGA : 9 Pedoman Mendidik Anak di Era Digital

Berilah kesempatan kepadanya untuk mengatasi kegagalannya sebelum anda memberikan bantuan. Seperti jika si kecil terjatuh saat berlatih berdiri atau berjalan. Berikan ia kesempatan untuk bangun sendiri.
Latih anak agar bisa berpisah dengan orangtua
Melatih anak berpisah dari orangtua tidak berarti mendidik si kecil hidup sendirian. Si kecil diharapkan tidak panik saat harus ditinggal/berpisah dengan orangtuanya, seperti jika orangtua harus bekerja, berangkat ibadah haji, atau harus keluar negeri untuk keperluan tertentu yang tidak memungkinkan untuk mangajak si kecil.

Dengan melatih anak berpish, juga akan melatihkan untuk mengatur emosi karena kedekatannya dengan orangtua sekaligus melatihnya mandiri.










Post a Comment

0 Comments