Subscribe Us

Memahami Multiple Intelligences Research (MIR) Ala Munif Chatib #2


Beberapa waktu yang lalu, admin DISKUSIKEHIDUPAN.COM telah berbagi tulisan Memahami Multiple Intelligences Research (MIR) Ala MunifChatib #1. Bagi Sahabat Diskusi yang belum sempat membaca artikel tersebut, sila klik disini.
Admin merekomendasikan agar Sahabat Diskusi membaca dan memahami artikel tersebut terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca artikel ini agar pemahaman tentang Multiple Intelligences Research Sahabat lebih sistematis dengan hasil yang optimal.

Okay, kita akan melanjutkan diskusi kita tentang Multiple Intelligences Research, tentu masih bersama dengan pemikiran-pemikiran dari Munif Chatib, begawan pendidikan anak, khususnya di bidang kecerdasan majemuk.
Multiple Intelligences Research (MIR) adalah riset psikologis yang melaporkan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasan seseorang dengan berbagai suplemen deskripsi yang berkaitan dengan kebutuhan responden bersangkutan [Munif Chatib, 2017].



Terdapat tiga hal penting yang wajib dipahami terkait dengan Multiple Intelligences Research (MIR), yaitu pertama, hasil dari Multiple Intelligences Research (MIR) bersifat dinamis; kedua, hasil dari Multiple Intelligences Research (MIR) bukan bidang studi; dan ketiga, hasil Multiple Intelligences Research (MIR) memiliki konsep ipsative.

BACA JUGA

HASIL MIR DINAMIS

Idealnya, Multiple Intelligences Research (MIR) dilakukan setiap satuan waktu tertentu. Dalam dunia pendidikan, Multiple Intelligences Research (MIR) idealnya dilakukan setiap tahun ajaran. Sebab, hasil Multiple Intelligences Research (MIR) seorang anak ada kemungkinan berubah-ubah pada setiap tahunnya. 
Apabila secara rutin seseorang anak melakukan Multiple Intelligences Research (MIR) seiap tahunnya, anak tersebut akan punya semacam riwayat kecerdasan.
Dari hasil analisis statistik yang dilakukan oleh Munif Chatib pada kurun waktu 2002 hingga 2009, disimpulkan bahwa hasil Multiple Intelligences Research (MIR) anak usia 2 tahun sampai 8 tahun (golden age) kebanyakan berubah-ubah. Namun, ketika anak berusia 9 tahun ke atas, terdapat informasi yang statis tentang kecenderungan kecerdasan anak bersangkutan.

HASIL MIR BUKAN BIDANG STUDI

Nilai yang menunjukkan kecenderungan setiap kecerdasan anak pada hasil Multiple Intelligences Research (MIR) bukanlah menunjukkan kemampuan anak terhadap suatu bidang studi. Kerancuan ini sebenarnya disebabkan hanya persamaan redaksional saja. Anak yang kecerdasan matematis logisnya rendah, bukan berarti anak tersebut tidak menyukai atau nilai rapor bidang studi matematikanya rendah. Demikian pula sebaliknya.
Pada hakikatnya, hasil Multiple Intelligences Research (MIR) yang memunculkan gaya belajar adalah bagaimana anak mudah memahami sebuah informasi dengan pola dan gaya belajar yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasannya.

HASIL MIR MEMILIKI KONSEP IPSATIVE

Hasil Multiple Intelligences Research (MIR) anak merupakan ipsative, bukan peringkat. Ipsative adalah penilaian yang dilakukan dengan mengukur perkembangan siswa berdasar data sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Artinya, nilai-nilai yang terdapat dalam kecenderungan kecerdasan anak harus diartikan sebagai nilai kuantitatif dibandingkan dengan kecenderungan kecerdasan lain pada anak yang sama. Misalnya nilai 4 pada kecerdassan linguistik si A akan berbeda makna dan nilainya dengan nilai 4 pada kecerdasan linguistik si B.

Untuk pengetahuan selengkapnya, Sahabat dapat membaca buku karya Munif Chatib yang berjudul Semua Anak Bintang, Menggali Kecerdasan dan Bakat Terpendam dengan Multiple Intelligences Research (MIR) terbitan Kaifa Learning.
Parenting Multiple Intelligence Research (MIR) Munif Chatib, Multiple Intelligence Research adalah



Post a Comment

0 Comments