Subscribe Us

Bagi Para Ibu, Jangan Remehkan `Me Time`

Bagi Para Ibu, Jangan Remehkan `Me Time`
Ilustrasi Me Time, sumber gambar www.ninjamommers.com

Bagi Para Ibu, Jangan Remehkan `Me Time`


Hingga zaman modern seperti sekarang ini, masih banyak kita temukan anggapan bahwa mengurus rumah tangga itu pekerjaan sederhana dan kecil. Meskipun sejatinya faktanya menunjukkan realitas yang lain dan jauh berbeda.

Seorang ibu yang mengurus rumah tangga membutuhkan kemampuan dalam mengatur waktu yang baik, kontrol emosi, keseimbangan peran, dan masih banyak lagi. Kewajiban tersebut cenderung hanya dibebankan kepada ibu rumah tangga. 

Selepas subuh, sang ibu mulai aktivitas harinya dengan menyiapkan segala keperluan anak dan suami. Bangun paling pagi dan tidur paling malam. Sungguh melelahkan, baik fisik maupun emosi. Kesabaran menjadi kunci yang senantiasa dipegang oleh ibu rumah tangga.

Dalam konteks inilah, seorang ibu rumah tangga sesekali memerlukan penyegaran. Menurut psikolog, penyegaran yang terbaik adalah dengan melakukan me time. Para ibu dapat mencoba melakukan aktivitas untuk diri sendiri tanpa adanya orang lain. Aktivitas ini dapat diisi dengan hobi atau hanya sekedar merawat diri.






Me time” bukan sembarang aktivitas penyegaran diri. Jika dilakukan dengan benar, me time akan mampu menstabilkan emosi. Dengan demikian maka sang ibu tidak boleh sembarangan pula dalam dalam memilih aktivitas dan menentukan waktu untuk me time.

Sejatinya, emosi seseorang menjadi sangat tidak stabil ketika berbagai macam tugas mendera tiada henti setiap hari. Seorang ibu seringkali merasa letih karena mengurus berbagai hal di rumah, terlebih bagi ibu karier, maka akan tekanan dan tantangan yang lebih berat.

Emosi sebenarnya merupakan fenomena yang sangat wajar. Semua orang harus mengutarakan ekspresinya sehingga terkadang marah pun tidak apa untuk dilakukan sesekali. Seorang ibu harus punya 'me time' demi menjernihkan pikirannya lagi. Jadi, bagi para ibu, tentukan `me time` mu, untuk sejenak istirahat dari aktivitas sehari-hari untuk diri sendiri. Kualitas me time akan berbanding lurus dengan semangat ibu dalam melaksanakan tugas-taugas rumah tangga setelahnya.

Diskusi kita tentang me time di atas, tentu tidak dapat diterapkan pada seluruh keluarga di Indonesia. Hal ini karena realitas yang terjadi dalam suatu keluarga bisa jadi berbeda dengan yang lainnya. Realitas kebutuhan me time di atas didasarkan pada kondisi mayoritas keluarga di Indonesia, dimana ibu menjadi tumpuan utama dalam mengurus rumah tangga. Namun demikian, kondisinya berbeda jika dalam suatu keluarga, yang mengurusi rumah tangga justru adalah seorang ayah atau suami, atau mungkin juga berbeda lagi bagi kondisi keluarga single parent

Poin utama diskusi kita adalah, bahwa me time menjadi kebutuhan yang tidak boleh disepelekan bagi pihak, baik istri maupun suami yang mengurusi rumah tangga. Hal ini karena perannya yang sangat penting, harus tetap dijaga kualitasnya dengan penyegaran-penyegaran aktivitas agar emosi terkontrol, dan pada akhirnya rumah tangga akan tetap terasa nyaman dan tenang. 




Post a Comment

0 Comments