Subscribe Us

Kiat Praktis Merawat Pernikahan




Kehidupan ini dinamis, pun demikian dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Dinamika relasi suami-istri menjadi warna-warni kehidupan, kadang terlihat indah, namun juga terkadang terlihat suram. Keberhasilan pasangan suami-istri dalam merawat pernikahan mereka tergantung pada banyaknya pasangan bisa menyelesaikan masalah sehari-hari yang datang silih berganti dengan cara yang kreatif.

Kekuatan kemampuan problem solving akan muncul jika keduanya memahami hak dan kewajiban masing-masing, serta menyadari selalu bekerja sama untuk terus mempertahankan eksistensi rumah tangga yang mawaddah wa rahmah.

Dewasa kini, telah marak diterbitkan buku-buku yang berisi tentang kiat-kiat merawat pernikahan. Beberapa bahkan sekaligus mencantumkan contoh nama-nama anak. Kiat-kiat dalam buku-buku tersebut jika saja dapat dipraktikkan, diyakini mampu menjadi benteng dalam mempertahankan kelanggengan institusi keluarga, terutama ketika menghadapi masa bulan madu, masa perjuangan, dan masa kebahagiaan.

Beberapa kita praktis merawat pernikahan yang dapat dicoba oleh pasangan suami istri diantaranya adalah sebagai berikut :

Cinta dan kasih sayang itu diberikan secara tulus, bukannnya dituntut

Sejatinya fitrah dari kasih dan sayang adalah dorongan untuk selalu memberi, bukan menuntut, karena pada prinsipnya mencintai seseorang adalah menempatkan kebutuhan dan kepentingan kita setelah kebutuhan dan kepentingan orang yang kita cinta dan sayangi.

Quality time

Dalam pernikahan, hendaknya diperhatikan kualitas waktu yang dihabiskan bersama, buka hanya kuantitasnya. Dan, salah satu kiat untuk meningkatkan kualitas tersebut dengan melakukan aktivitas yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

Bersabar terhadap kekurangan pasangan

Setiap suami-istri hendaknya saling bersabar terhadap kelebihan dan terlebih dengan kekurangan pasangannya. Tingkat kesabaran yang tinggi dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan perkawinan. Dilihat dari satu sisi, boleh jadi hal ini menyulitkan pasangan yang baru memasuki dunia pernikahan karena tingkat egoisme pribadi masih sangat tinggi kadarnya. Dengan berlalunya sang waktu, perlahan-lahan keduanya akan lebih mengenal dan memahami pasangan masing-masing sehingga akan memperkukuh bangunan keluarga yang dibentuk.

Tidak membandingkan pasangan dengan orang lain

Salah satu kelemahan manusia adalah cenderung membandingkan apa yang tidak dimilikinya sehingga yang selalu tampak kemudian adalah kelebihan milik orang lain dan kekurangan milik kita. Hal ini juga bisa terjadi dalam sebuah hubungan perkawinan. Kita sering membandingkan suami atau istri kita dengan orang lain, baik karakter, sifat, maupun fisiknya. Jauhilah sikap demikian karena akan menggerogoti bangunan keluarga yang secara perlahan-lahan menuju kehancurannya.

 Memusatkan perhatian pada kebakan pasangan, seraya menerima kekurangannya

Memusatkan perhatian pada kebaikan pasangan akan membuat kita selalu bersyukur dan merasa sebagai orang beruntung.

Menghormati dan menghargai pasangan

Penghormatan dan penghargaan seorang suami terhadap istri (atau sebaliknya) tak lain merupakan cerminan penghormatan dan penghargaan keada dirinya sendiri.

Hindari sejauh mungkin “bermain mata” dengan orang lain

Seorang suami harus mengosongkan hatinya dari kebencian selain kepada istrinya. Demikian pula istri tidak boleh “memandang” siapapun kecuali suaminya. Di samping sesuai dengan ajaran agama Islam, hal ini merupakan penyangga kukuh bangunan perkawinan dan keluarga.

 Saling menasehati

Saling menasehati dan saling mendukung antara suami-istri menjadi sangat penting. Masing-masing hendaknya saling mengingatkan ketika yang lain menunjukkan sikap atau melakukan tindakan yang tidak baik.

Keep an open mind

Seorang suami maupun istri berhak memberikan argumentasi atas pendapat yang dikemukakan. Akan tetapi, semua itu harus tetap disandarkan pada keterbukaan pikiran dan menempatkan ketenteraman hubungan keluarga sebagai prioritas utama.

Menaham marah, memaafkan, dan mengucapkan terima kasih

Sangatlah penting jika setiap suami-istri selalu mengendalikan amarah dan menyalurkan amarah lebih terkendali dengan mendiskusikan masalah hingga diperoleh penyelesaiannya. Yang lebih penting, setiap suami-istri siap dengan permohonan maaf karena dengan kesediaan meminta maaf, pasangan suami-istri terhindar dari menguras energi ketika berada dalam ketegangan dan pertengkaran, yang juga akan melapangkan dada. Selain itu, pasangan suami-istri perlu pula membiasakan diri mengucapkan terima kasih sebagai bentuk penghargaan paling sederhana antarpasangan.

Menjaga kebugaran dan penampilan setiap saat

Karena pernikahan melihatkan dua orang, demi memastikan tiadanya kemacetan dalam beraktivitas, setidaknya salah satu pasangan dalam satu waktu tertentu, tetap bisa menjaga tubuh agar tetap fit.

Kesibukan pasangan suami-istri bekerja

Pasangan suami-isteri bekerja harus saling memahami kesulitan dan keterbatasan masing-masing akibat pekerjaan yang mereka geluti dan menjadi rutinitas sehari-hari.

Tips-tips di atas disarikan dari bebepara referensi parenting yang telah banyak beredar namun kredibel kualitasnya.

Post a Comment

0 Comments