Subscribe Us

Waspada Penculikan Anak


Waspada Penculikan Anak, akhir-akhir ini tengah ramai isu tentang penculikan anak. Telah viral di media sosial tentang berbagai kasus tersebut, ada yang ketahuan ketika melakukan penculikan, bahkan ada informasi tentang mutilasi anak korban penculikan.

Sebagian informasi yang sudah terlanjur viral tersebut, oleh pihak kepolisian telah dinyatakan sebagai informasi hoax, namun sebagian dinyatakan asli.

Terlepas dari kebenaran informasi penculikan tersebut, sepertinya masyarakat telah menaruh perhatian serius, bahkan khawatir dan cemas tentang nasib anak-anak mereka. Namun, kekhawatiran tersebut lebih kepada penculikan secara fisik yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang, dengan permintaan tebusan uang atau bahkan penculikan karena modus jual beli manusia (human trafficking).

Penculik Itu Bukan Manusia, Tapi "Hanya" Gadget

Dalam tulisan ini, penulis tidak bermaksud membahas soal tindak pidana penculikan yang dilakukan oleh "orang-orang jahat". Tetapi penculikan yang sejatinya justru kita susun sendiri skenarionya.

Mari kita jujur, seringkali untuk meredam tangis anak, apa yang kita berikan kepadanya, mayoritas orang tua biasanya akan menjawab gadget. Tentu ini menjadi pilihan favorit para orang tua karena sekalin gratis, juga tidak perlu repot-repot. Bandingkan dengan misalnya membelikan "jajan" atau bermain bersamanya.

Lambat laun, tindakan tersebut membiasa dan menjadi cara paling jitu untuk membuat anak menghentikan tangisnya. Seiring waktu, ketika anak menginjak remaja, anak semakin akrab dengan gadget/HP/Smartphone nya, dan orang tua sudah tidak menjadi bagian yang penting lagi.

Anak-anak seakan menjauh dari orang tua, dia tidak butuh lagi kehangatan pelukan orang tua, indahnya bermain bersama, dan sekedar bercengkerama diwaktu senggang. Anak lebih nyaman dengan hangatnya layar gadgetnya.

Pada titik itulah, sejatinya anak kita telah diculik, bukan oleh orang lain, tapi oleh benda yang kita berikan kepadanya. Penculikan yang sejatinya kita sendiri yang membuat skenarionya.

Belum terlambat, ayo kita rebut kembali anak-anak kita dari pengaruh candu gadget yang kian menggurita. sebelum terlambat, selamat anak-anak kita.

Post a Comment

0 Comments