Subscribe Us

5 Prinsip Pengasuhan Mencintai dengan Lebih Baik


Catatan NAJELAA SHIHAB, dalam buku Keluarga Kita; Mencintai dengan Lebih Baik

Cinta kita mungkin tak pernah kurang, tapi perjalanan keluarga sendiri dan berbagai cerita bersama keluarga lain membuat kita belajar bahwa tantangan yang kita jalani setiap hari adalah bukan soal banyaknya cinta, tapi tentang memilih mencintai dengan lebih baik.

Tidak ada orangtua yang tidak mencintai anaknya, atau keluarga yang tidak saling cinta, walaupun untuk sebagian orang prosesnya tidak insan. Namun, niat baik dan cinta yang lebih banyak hampir selalu tidak cukup untuk menerapkan hubungan reflektif, disiplin positif, dan belajar efektif dalam menumbuhkan anak yang bahagia, mandiri dan cerdas. 

Pendidikan keluarga tidak sederhana, tak ada satu jawaban yang dapa menyelesaikan semua pertanyaan. Tetapi, cinta yang bermakna, bukan sekedar cinta biasa, adalah modal utama kita. Pengalaman, data, dan riset keluarga kita menunjukkan ada 5 prinsip pengasuhan yang dapat diterapkan di setiap kesempatan.

PARENTING IS A MARATHON, AIM FOR THE FUTURE
Keluarga kita mencintai dengan cari cara sepanjang masa
Pengasuhan adalah perjalanan dengan tujuan jangka panjang. Keluarga kita mencitai dengan CARI CARA sepanjang masa. Tetapi, godaan jalan pintas hari ini, misalnya agar anak makan walau dengan isak dan paksa, sering membuat kita tidak konsisten, lupa bahwa pada 20 tahun mendatang anak perlu mandiri untuk hidup sehat.

Anak butuh proses serta struktur berbeda di setiap tahap perkembangan, strategi orangjuta juga perlu tumbuh seiring anak balita jadi remaja dan dewasa.

EXPECTING THE BEST OF THEM, TAKE A LEAP OF FAITH
Keluarga kita mencintai dengan ingat impian tinggi
Memiliki pandangan positif saat mencoba memahami perilaku dan membagi aspirasi pada seluruh keluarga. keluarga kita mencitai dengan INGAT IMPIAN TINGGI yang dimiliki bersama.

Sayangnya, sebagian kita hanya sibuk dengan ekspektasi pribadi; rentan syarat, ambisi, dan tuntutan yang ingin kita dapat. Berbeda dengan orang lain yang menuntut bukti sebelum janji, orangtua perlu percaya anaknya mampu, bahkan sebelum anak membuktikan pada dirinya dan dunia bahwa ia bisa berhasil.

LOVING THE WORST OF THEM, UNCONDITIONALLY
Keluarga kita mencintai dengan menerima tanpa drama
Tetap tulis di saat anggota keluarga menghadapi tantangan dan mengalami tekanan emosi. Keluarga kita mencintai dengan MENERIMA TANPA DRAMA. 

Bahagia seharusnya tidak hanya dirasa saat anak memenuhi syarat dan mendapat piala. Saat anak kalah dan salah, justru orangtua harus dapat menahan cela dan mengendalikan amarah. Kadang, anak penuh drama, sangat wajar karena ia dalam proses belajar mengendalikan emosinya, orang dewasa disekelilingnya perlu menunjukkan kematangan emosi tanpa drama.

Dukungan tanpa syarat dari lingkungan terdekat akan menjadi modal anak dalam berbuat baik untuk orang banyak.

PARENTING IS FOR GROWING, MISTAKES ARE FOR LEARNING
Keluarga kita mencintai dengan tidak takut salah
Menjadi orang tua butuh terus belajar karena tidak ada keluarga yang sempurna. Keluarga kita mencintai TIDAK TAKUT SALAH.

Kesempatan kedua tidak pernah sia-sia, semua berefleksi dan beradaptasi, bahkan sejak anak-anak. Semua ikut bertanggung jawab, semua perlu berdaya untuk berubah karena siklus pengasuhan diwariskan melintasi generasi. 

PARENTING IS FUN, PLAYS ARE POWERFUL MOMENTS
Keluarga kita mencintai dengan asyik main bersama
Keluarga kita mencintai dengan ASYIK MAIN BERSAMA. Interaksi hangat dan humor menjadi candu bila dilakukan bersungguh-sungguh. Setiap hubungan bukan hanya butuh kedekatan dan keintiman, namun juga butuh keseruan.

Kehadiran dan keterlibatan keluarga seharusnya jadi pengalaman yang bermakna untuk semua. Mengarahkan keseimbangan aktivitas yang menyenangkan untuk anak menjadi kunci menumbuhkan bakat dan minat yang beragam.

Anak tidak bisa "memilih" orangtua, orangtua puh tidak bisa "memilih" anak. Tetapi, setiap keluarga sejatinya dapat memilih untuk MENCINTAI LEBIH BAIK, setiap hari.














Post a Comment

0 Comments